Makalah Komputer / TIK
POTENSI TIK
DALAM PENDIDIKAN ATAU PEMBELAJARAN
KELOMPOK 3 :
HAZIR (35.11.4.107)
JULIANI (35.11.4.109)
NURHAYATI (35.11.4.116)
WINDA SUCI LESTARI NASUTION(35.11.4.128)
YUSRINA SANTRI NASUTION (35.11.4.129)
SEM/JUR : III (Tiga)/PMM-4
DOSEN : SUHAIRI, ST
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUMATERA
UTARA
MEDAN
2012
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan
tidak berjalan dalam ruang hampa. Maksudnya terdapat saling pengaruh antara
pendidikan dengan perkembangan sosial budaya, termasuk ilmu pengetahuan dan
teknologi yang terjadi di lingkungannya. Sistem pendidikan dipengaruhi oleh
perubahan yang terjadi di masyarakat, sebaliknya pendidikan juga mempengaruhi
dan bahkan diharapkan dapat mengarah-kan perubahan yang terjadi ke arah yang
positif.
Salah satu
perubahan besar yang terjadi dalam beberapa dasa warsa terakhir ini, adalah kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi (TIK), yang didukung oleh penggunaan
komputer. Dengan kemajuan TIK, maka terjadilah era globalisasi yang merambah
aspek sosial budaya, politik, ekonomi, termasuk pendidikan. Masuknya TIK telah
mengubah pola-pola komunikasi dan distribusi informasi tanpa batas wilayah,
negara atau waktu.
Dalam
kaitannya dengan proses pembelajaran, TIK khususnya internet dapat dimanfaatkan
oleh guru maupun siswa, antara lain: dalam pencarian in-formasi atau bahan
pelajaran,AmendekatkanAjarakAruangAdanAwaktuAdalamAinteraksiaguruadan murid, efisiensi
pembelajaran serta penyimpanan berbagai data dan informasi yang diperlukan.
Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran tentu tergantung pada kemampuan dan
kreativitas guru dalam mengoperasikan.
BAB II
POTENSI TIK DALAM PENDIDIKAN ATAU PEMBELAJARAN
A.
TIK Dalam Pendidikan Atau Pembelajaran
1. Pengertian
Teknologi
Menurut Vaza
(2007: 7) teknologi adalah sebuah proses yang dilaksanakan dalam upaya
mewujudkan sesuatu secara rasional. Vaza menekankan kata rasional dalam
pengertian teknologi tersebut. Hal ini untuk membedakan dengan perwujudan
sesuatu yang diperoleh secara intuitif, seperti karya seni. Menurut Vaza,
teknologi terkait dengan jawaban terhadap pertanyaan ”HOW”, sedangkan sains terkait
dengan jawaban ”WHY”.
Teknologi
modern didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang ditransformasikan ke dalam
produk, proses, jasa dan struktur organisasi. Penciptaan teknologi oleh manusia
dengan menggunakan budi daya akalnya. Manusia harus memanfaatkan akal
pikirannya dalam merekayasa teknologi berdasarkan nalarnya lalu membuatnya
menjadi suatu produk yang kongkrit. Dengan pengertian lain bahwa teknologi
adalah usaha manusia untuk memanfaatkan ilmu pengetahuan untuk kepentingan dan
kesejahteraan.
Pengertian
teknologi dapat dipahami dari berbagai definisi yang didasarkan pada berbagai
pendekatan. Salah satu pendekatan ialah mendefinisikan teknologi sebagai suatu
produk. Dalam pendekatan teknologi sebagai suatu produk, teknologi antara lain
didefinisikan sebagai pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin, material, dan
proses yang menolong manusia menyelesaikan masalahnya. Sejalan dengan definisi
tersebut, beberapa pakar men-definisikan teknologi sebagai sekumpulan
pengetahuan ilmiah, mesin perkakas, dan kemampuan organisasi produksi yang
dikelola secara sistematis dan efektif.
Kata
teknologi sering dipahami oleh orang awam sebagai sesuatu yang berupa mesin
atau hal-hal yang berkaitan dengan permesinan, namun sesungguhnya teknologi
pendidikan memiliki makna yang lebih luas, kerena teknologi pendidikan
merupakan perpaduan dari unsur manusia, mesin, ide, prosedur, dan pengelolaannya
(Hoba, 1997). Lebih lanjut pengertian teknologi di-definisikan sebagai
penerapan dari ilmu atau pengetahuan lain yang terorganisir ke dalam
tugas-tugas praktis (Galbraith, 1977).
Keberadaan
teknologi harus dimaknai sebagai upaya untuk meningkat-kan efektivitas dan
efisiensi. Teknologi juga tidak dapat dipisahkan dari masalah, sebab teknologi
lahir dan dikembangkan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh
manusia.
2. Pengertian Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran
Teknologi
pendidikan bisa dipandang sebagai suatu produk dan proses (Sadiman, 1993).
Sebagai suatu produk, teknologi pendidikan mudah dipahami karena sifatnya lebih
kongkrit seperti radio, televisi, proyektor, OHP, dan sebagainya. Sebagai
sebuah proses, teknologi pendidikan bersifat abstrak. Dalam hal ini teknologi
pendidikan bisa dipahami sebagai suatu proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan
orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah,
mencari jalan untuk mengatasi permasalahan, melaksanakan, menilai, dan
mengelola pemecahan masalah tersebut yang menyangkut semua aspek belajar manusia
(AECT, 1977). Sejalan dengan hal tersebut, maka lahirlah teknologi pendidikan
dari adanya permasalahan dalam pendidikan.
Permasalahan
pendidikan yang mencuat saat ini, meliputi pemerataan kesempatan memperoleh
pendidikan, peningkatan mutu atau kualitas, relevansi, dan efisiensi
pendidikan. Permasalahan serius yang masih dirasakan oleh pendidikan mulai dari
pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi adalah masalah kualitas, tentu saja
ini dapat dipecahkan melalui pendekatan teknologi pendidikan.
Ada tiga
prinsip dasar dalam teknologi pendidikan sebagai acuan dalam pengembangan dan
pemanfaatannya, yaitu pendekatan sistem, berorientasi pada siswa, dan
pemanfaatan pada sumber belajar (Sadiman, 1984). Prinsip pendekatan sistem
berarti bahwa penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran perlu didisain atau
dirancang dengan menggunakan pendekatan sistem. Dalam merancang pembelajaran
diperlukan langkah-langkah prosedural meliputi: identifikasi masalah, analisis
keadaan, identifikasi tujuan, pengelolaan pembelajaran, penetapan metode, penetapan
media, dan evaluasi pembelajar-an (IDI model, 1989). Prinsip berorientasi pada
siswa berarti bahwa dalam pembelajaran hendaknya memusatkan perhatiannya pada
peserta didik dengan memperhatikan karakteristik, minat, potensi dari siswa.
Prinsip pemanfaatan sumber belajar berarti dalam pembelajaran, siswa hendaknya
dapat memanfaatkan sumber belajar untuk mengakses pengetahuan dan keterampilan
yang dibutuhkannya. Satu hal lagi bahwa teknologi pendidikan adalah satu bidang
yang menekankan pada aspek belajar siswa.
Teknologi
dalam pembelajaran diartikan sebagai mekanisme untuk mendistribusikan pesan,
termasuk sistem pos, siaran radio dan televisi, telepon, satelit dan jaringan
komputer. Pada bahan diklat ini, pengertian teknologi didasarkan pada definisi
ini. Mungkin Anda bertanya, kalau begitu apa yang disebut media? Pengertian
media dalam materi diklat ini ialah diambil dari CISAER (2003). CISAER
mendefinisikan media dalam pembelajaran sebagai pesan yang didistribusikan
melalui teknologi, terutama teks dalam bahan ajar cetak dan dalam jaringan
komputer, bunyi dalam audio-tape dan siaran radio, serta teks, suara
dan/atau gambar pada telekonferensi.
Penggunaan
teknologi dalam pembelajaran mengarah pada penggunaan internet atau jaringan
komputer. Petherbridge dan Chapmen (2007) melaporkan bahwa teknologi internet
yang digunakan dalam pembelajaran tumbuh dari 4.000 satuan kredit semester pada
tahun 2000 menjadi lebih dari 19.000 satuan kredit semester pada tahun 2005.
Sedangkan penggunaan teknologi lainnya dalam pembelajaran, seperti siaran TV
dan radio, DVD, video, relatif tetap setiap tahunnya. Hal ini terjadi karena
teknologi internet mampu menyampaikan pesan secara mutimedia, baik teks, suara,
gambar diam, maupun gambar bergerak. Selain itu, teknologi internet memungkinkan
penyampaian pesan secara langsung (synchronous) seperti siaran TV atau
radio atau penyampaian pesan secara tidak langsung (asynchronous)
seperti video, kaset, dan buku. Dengan fleksibilitas yang dimiliki teknologi
internet, tidak mengherankan bila perkembangan penggunaan teknologi dalam
pembelajaran mengarah pada penggunaan internet. Pada umumnya yang dimaksud
dengan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran ialah penggunaan
intenet untuk pembelajaran. Oleh karena itu, dalam paparan ini akan lebih
ba-nyak dibahas mengenai penggunaan internet untuk pembelajaran.
Keberhasilan
pembelajaran yang dilakukan dalam satu kegiatan pendidikan adalah bagaimana
siswa dapat belajar dengan cara mengidentifikasi, mengembangkan,
mengorganisasi, serta menggunakan segala macam sumber belajar. Upaya pemecahan
masalah dalam pendekatan teknologi pendidikan adalah dengan mendayagunakan
sumber belajar. Hal ini sesuai dengan ditandai dengan pengubahan istilah dari
teknologi pendidikan menjadi teknologi pembelajaran. Dalam definisi teknologi
pembelajaran dinyatakan bahwa teknologi pendidikan adalah teori dan praktik
dalam hal rancangan, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan evaluasi
terhadap sumber dan proses untuk belajar (Barbara, 1994).
Dengan
demikian teknologi yang secara langsung relevan dengan pembelajaran adalah
disesuaikan dengan makna pembelajaran itu sendiri. Ase Su-herlan (2000: 48)
mengemukakan bahwa pembelajaran teknologi pada hakikatnya merupakan komunikasi
transaksional yang bersifat timbal balik, baik di antara guru dengan siswa
maupun siswa dengan siswa dan lingkungan belajar dalam upaya pencapaian tujuan
pembelajaran. Dari makna pembelajaran di atas terdapat makna inti bahwa pembelajaran
harus mengandung unsur komunikasi dan Informasi.
3. Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam
Pembelajaran
Saat ini
perkembangan teknologi informasi (TI) telah memberikan pengaruh terhadap dunia
pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Menu-rut Rosenberg (2001),
dengan berkembangnya penggunaan TI ada lima pergeseran dalam proses
pembelajaran yaitu: (1) dari pelatihan ke penampilan, (2) dari ruang kelas ke
di mana dan kapan saja, (3) dari kertas ke “on line” atau saluran, (4)
fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, dan (5) dari waktu siklus ke waktu
nyata.
Teknologi
informasi dan komunikasi di sekolah memadukan kedua unsur teknologi informasi
dan teknologi komunikasi menjadi teknologi informasi dan komunikasi dengan
tujuan siswa memiliki kompetensi untuk memanfaatkan teknologi informasi sebagai
perangkat keras dan perangkat lunak untuk mengolah, menganalisis dan
mentransmisikan data dengan memperhatikan dan memanfaatkan teknologi komunikasi
untuk memperlancar komunikasi dan produk teknologi informasi yang dihasilkan
bermanfaat sebagai alat dan bahan komunikasi yang baik. Salah satu contoh
teknologi informasi dan komunikasi berbasis e- learning adalah
penggunaan media internet.
Teknologi
informasi menekankan pada pelaksanaan dan pemprosesan data seperti menangkap,
mentransmisikan, menyimpan, mengambil, memani-pulasi atau menampilkan data
dengan menggunakan perangkat-perangkat tek-nologi elektronik terutama komputer.
Makna teknologi informasi tersebut belum menggambarkan secara langsung
kaitannya dengan sistem komunikasi, namun lebih pada pengolahan data dan
informasi. Teknologi komunikasi menekankan pada penggunaan perangkat teknologi
elektronika yang lebih menekankan pada aspek ketercapaian tujuan dalam proses
komunikasi sehingga data dan informasi yang diolah dengan teknologi informasi
harus memenuhi kriteria komunikasi yang efektif.
Guru dapat
memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung dengan siswa. Demikian pula
siswa akan memperoleh informasi dalam lingkup yang luas dari berbagai sumber
melalui cyber space atau ruang maya dengan meng-gunakan komputer atau
internet. Model yang sangat populer di abad ini adalah e-learning. E-learning
adalah model pembelajaran melalui penggunaan teknologi internet.
4. Fungsi
Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran
Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) memiliki dua fungsi utama yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran yaitu meliputi:
v Teknologi berfungsi sebagai alat (tool), yaitu alat
bantu bagi pengguna (user) atau siswa untuk membantu pembelajaran,
misalnya dalam mengo-lah kata, mengolah angka, membuat unsur grafis, membuat data
base, membuat program administratif untuk siswa, guru, dan staf, data
kepega-waian, keuangan, dan sebagainya.
v Teknologi berfungsi sebagai ilmu pengetahuan (science).
Dalam hal ini teknologi sebagai bagian dari disiplin ilmu yang harus dikuasai
oleh siswa, misalnya dalam pembelajaran di sekolah sesuai kurikulum 2006
terdapat mata pelajaran TIK sebagai ilmu pengetahuan yang harus dikuasai siswa
semua kompetensinya.
B. E-LEARNING
1. Pengertian E-Learning
Banyak pakar
yang menguraikan pengertian e-learning dari berbagai su-dut pandang. E-learning
merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan
ajar ke siswa dengan menggunakan internet, intranet atau media jaringan
komputer lain (Hartley, 2001). E-learning juga didefinisikan sebagai
sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar
mengajar dengan media internet, jaringan komputer, dan lain-lain (Learn Frame.Com,
2001). Definisi lain menyimpulkan bahwa e-learning adalah semua yang
mencakup pemanfaatan komputer dalam menunjang peningkatan kualitas pembelajaran,
termasuk di dalamnya penggunaan mobile technologies seperti PDA dan MP3
players. Penggu-naan teaching materials berbasis web dan
hypermedia, multimedia CD-Room atau web sites, forum
diskusi, perangkat lunak kolaboratif, email, computer aided assessment,
animasi pendidikan, simulasi, permainan, perangkat lunak manajemen pembelajaran,
dan lain sebagainya. Juga dapat berupa kombinasi dari penggunaan media yang
berbeda (Thomas Toth, 2003).
Jaya C. Koran
(2002) mendefinisikan e-learning sebagai sembarang pengajaran dan
pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN atau internet)
untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi atau bimbingan. Selanjutnya Dong
(dalam Kamarga, 2002) mendefinisikan e-learning sebagai kegiatan
belajar melalui perangkat elektronik komputer yang memperoleh bahan belajar
yang sesuai dengan kebutuhannya.
2.
E-learning dan Internet dalam Pembelajaran
E-learning
tidak terlepas dari jasa internet. Karena teknik pembelajaran yang tersedia di
internet begitu lengkap, maka hal ini akan mempengaruhi tugas guru dalam proses
pembelajaran. Dahulu, proses belajar mengajar dido-minasi oleh peran guru,
karena itu disebut the era of teacher. Kini proses belajar
dan mengajar banyak didominasi oleh peran guru dan buku (the era of teacher
and book) dan pada masa mendatang proses belajar dan mengajar akan
didominasi oleh peran guru, buku, dan teknologi (the era of teacher, book and
technology). Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, setuju atau
tidak, mau atau tidak mau, kita harus berhubungan dengan teknologi informasi.
Hal ini disebabkan karena teknologi tersebut telah mempengaruhi kehidupan kita
sehari-hari. Karena itu, kita sebaiknya tidak gagap teknologi.
Banyak hasil
penelitian menunjukkan bahwa siapa yang terlambat menguasai informasi, maka
terlambat pulalah memperoleh kesempatan-kesempatan untuk maju. Informasi sudah
merupakan “komoditi’ sebagai layaknya barang ekonomi yang lain. Peran informasi
menjadi kian besar dan nyata dalam dunia modern seperti sekarang ini. Hal ini
bisa dimengerti karena masyarakat sekarang menuju era masyarakat informasi atau
masyarakat ilmu pengetahuan.
Contoh klasik
yang bisa dipakai bahwa kebutuhan informasi sudah membudaya yaitu melalui
pengalaman Bill Gates yang kita kenal sebagai sosok orang yang mempunyai
perusahaan Microsoft Computer. William Henry Gates III atau yang lebih dikenal
dengan sebutan Bill Gates tersebut sebenarnya kuliah di bidang ilmu hukum
Harvard University. Ia ingin menjadi pengacara karena dengan keahlian sebagai
pengacara tersebut, maka ia bisa mem-punyai ’power’ untuk membantu
masyarakat yang memerlukan jasa hukum untuk memperoleh kebenaran.
Belajar ilmu
hukum menurut dia, ternyata memerlukan waktu yang banyak untuk membaca di
berbagai tempat seperti perpustakaan, toko buku, atau sumber informasi yang
lain. Ia merasa waktunya habis untuk membaca saja. Di situlah ia lalu menemukan
idenya mengapa informasi yang tersebar di mana-mana itu tidak dikemas
saja dalam satu wadah (baca komputer) agar yang memerlukannya tidak harus ke
sana kemari. Di benak Bill Gates saat itu ia memimpikan ‘how to create a
tool for the information era that could magnify the brain power instead of just
muscle power’ (bagaimana menciptakan sebuah alat untuk era informasi yang
bisa memperbesar otak selain tenaga). Se-jak itulah The Saga of Microsoft mulai
digarap. Bill Gates akhirnya menjadi orang yang sangat produktif dan output
oriented. Menurut Robert Heller yang menulis buku tentang Bill Gates
menyatakan bahwa Bill Gates selalu bilang “Turn your vision into reality”.
Itulah sebabnya program-program yang ada di Microsoft selalu dibuat user
friendly. Berkat jasa Bill Gates inilah maka e-learning berkembang
seperti sekarang ini.
Pemanfaatan e-learning
khususnya internet untuk kegiatan pembelajaran saat ini dikenal tidak hanya di
Indonesia ataupun di Asia Tenggara, namun juga di berbagai penjuru dunia. Hal
ini karena suatu kebutuhan baik dalam meningkatkan kualitas pembelajaran secara
keseluruhan serta jawaban atas tantangan global sehingga penggunaan e-learning
dalam hal ini tidak bisa dilepaskan dengan peran internet. Internet pada
dasarnya adalah kumpulan informasi yang tersedia di komputer yang bisa diakses
karena adanya jaring-an yang tersedia di komputer tersebut. Oleh karena itu
bisa dimengerti bahwa e-learning bisa dilakukan karena internet. E-learning
sering disebut pula de-ngan nama on-line course karena
aplikasinya memanfaatkan jasa internet.
Pemanfaatan
internet untuk e-learning di sekolah dapat meningkat apabila fasilitas
yang mendukungnya memadai, baik fasilitas yang berupa infrastruktur maupun
fasilitas yang bersifat kebijakan. Karena itu demi kelancaran terapan e-learning
dalam proses belajar mengajar, perlu diantisipasi hambat-an-hambatan yang
sering muncul seperti ketersediaan telepon dan listrik. Penggunaan internet
untuk pembelajaran sering disebut e-learning. Istilah lain untuk
menamakan penggunaan internet dalam pembelajaran ialah pembelajaran berbasis
jejaring (web-based instruction), belajar on-line (online
learning), ruang kelas virtual (classroom virtual), atau
pembelajaran berbasis WWW (WWW based instruction). Semua istilah
tersebut menyiratkan penger-tian bahwa pembelajar terpisah dari pengajar secara
jarak jauh, pembelajar menggunakan teknologi untuk mengakses bahan ajar,
pembelajar menggunakan teknologi internet untuk berinteraksi dengan pengajar
dan pembelajar yang lain, dan terdapat bantuan belajar yang disediakan bagi
pembelajar. Anderson & Elloumi (2004) mendefinisikan e-learning
sebagai penggunaan internet untuk mengakses bahan ajar, berinteraksi dengan isi
bahan ajar, pengajar dan peserta ajar lainnya, dan mendapatkan bantuan belajar
selama proses pembe-lajaran, untuk dapat memperoleh pengetahuan, mengkonstruksi
pemahaman, dan bertumbuh kembang melalui pengalaman belajar.
E-learning yang lengkap
akan memiliki fasilitas-fasilitas sebagai berikut.
a. E-Lectures.
E-Lectures
merupakan fasilitas yang menyediakan presentasi mengenai konsep atau teknik
esensial yang dibutuhkan pebelajar. Presentasi tersebut dapat disajikan berupa
tampilan teks melalui perangkat lunak untuk presentasi (misalnya Powerpoint),
atau presentasi multimedia berupa tam-pilan audio, video, animasi, dan gambar.
a. Discussion
Forum.
Discussion
forum merupakan tempat interaksi antar pebelajar dengan pe-ngajar.
Pebelajar diharapkan untuk memberikan ini-siasi suatu diskusi dan pebelajar
yang lain memberikan tanggapan. Pengajar akan meluruskan diskusi bilamana jalannya
diskusi menyimpang dari tujuan pembelajaran.
c.
Ask an expert.
Fasilitas Ask an Expert
menyediakan para ahli yang terkait dengan bahan ajar yang diajarkan. Pembelajar
dapat mengakses pakar dalam materi yang diajarkan secara online.
d. Mentorship.
Fasilitas ini menyediakan
pembimbing online mengenai materi yang spe-sifik.
e. Local
learning facilitator or tutor support.
Penyediaan fasilitator lokal
atau dosen lokal yang dapat memberikan per-temuan tatap muka.
d. Access
to network resources.
Fasilitas ini berisikan bahan
bacaan tambah-an yang relevan dengan mata kuliah.
e. Structured
group activity.
Fasilitas ini berisikan kegiatan
kelompok yang terstruktur seperti diskusi kelompok kecil, seminar, presentasi
kelompok.
f. Informal
peer interaction.
Fasilitas ini menyediakan tempat
untuk interaksi antar pebelajar melalui email atau chatt-room.
BAB III
PENUTUP
SIMPULAN
TIK mempunyai pengaruh yang cukup
berarti terhadap proses dan hasil pembelajaran, baik di kelas maupun di luar
kelas. TIK telah memungkinkan terjadinya individuasi, akselerasi, pengayaan,
perluasan, efektivitas dan produktivitas pembelajaran yang pada gilirannya akan
meningkatkan kualitas pendidikan sebagai infrastruktur pengembangan sumber daya
manusia secara keseluruhan. Melalui penggunaan TIK, setiap siswa akan
terangsang untuk belajar maju dan berkelanjutan sesuai dengan potensi dan
kecakapan yang dimilikinya. Karena pembelajaran denganAmenggunakanATIKAmenuntutAkreativitasAdanAkemandirianAdiri.
Kreativitas dan kemandirian memang
sangat diperlukan agar mampu beradaptasi dengan berbagai tuntutan zaman.
Kreativitas dapat memberikan peluang bagi individu untuk mengaktualisasikan
dirinya, memungkinkan orang menemukan berbagai alternatif dalam pemecahan
masalah, serta dapat memberikan kepuasan hidup dan meningkatkan kualitas
hidupnya. Dari segi kognitifnya, kreativitas merupakan kemampuan berfikir yang
memiliki kelancaran, keluwesan, keaslian, dan perincian. Sedangkan dari segi
afektifnya, kreativitas ditandai dengan motivasi yang kuat, rasa ingin tahu,
tertarik dengan tugas majemuk, berani menghadapi resiko, tidak mudah putus asa,
menghargai keindahan, memiliki rasa humor, selalu ingin mencari pengalaman
baru, menghargai diri sendiri dan orang lain.